Kamis, 03 Desember 2009

sMandaa ujiiandd...

sat na ujiand t'lah tiibaa..
dgan bkall pljrandd yg tlah d briikan oleh gru" yg tx pnah lelahh mmsukii kelass dg klass..
smoga dg bekall tsbuut qmii smw dpt mghdapii sooall yg mudah dg jwbann yg suliitt..
AMIEENNN..

jgan pnah ada kata "REMEDIAL" (kta-kta yg tx di inginnkan oleh smww muriid smanda)..
sedangkan kta yg plingg d tunggu-tunggu adlah kta "TUNTASS" + gx da nilaii 5 dii raport yg bsa bkiin ortuu ngamuukk d dpn klass n maluu n mgkinn jantungan liat smw nlaii merahh..
hehe..
so...
rajin-rjiin lahh BELAJAR lah spayaa PINTAR!!!
spertii pribhasaa RAJIN PANGKAL PANDAI..

met ujiand smanda..
go..smanda..go..
cia yoo..
inga..inga..
sblumm ujiand bca doa dluu iogh..
;)

Menjelaskan makna & manfaat puja serta doa..

Makna Puja ::

Dalam agama Buddha berarti "menghormat". Dillihat dari arti puja sebagai penghormatan berarti puja dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu berupa materi maupun perilaku. Puja yang dilakukan dengan materi misalnya, seperti persembahan makanan, buah, dupa, bunga, air, dll. Puja yang dilakukan dengan perilaku juga dapat dilakukan baik melalui fisik seperti bersikap anjali, namaskara, atau pradaksina maupun sikap mental sepeti praktek metta, karuna, khanti serta memiliki samma ditthi. Puja dalam agama Buddha tidak terbatas sebagai penghormatan sebagai dewa-dewa, tetapi termasuk juga penghormatan kepada mereka yang patut dihormati

Sarana Puja :: sarana-sarana yang digunakan untuk melakukan puja.

Yaitu ::

a. paritta,sutera,dharani,dan mantra
b. vihara
c. cetya atau altar
d. stupa

Manfaat Puja ::

a. keyakinan (saddha)
b. metta,karuna,mudita,upekkha
c. pengendalian diri (samvara)
d. Perasaan puas (santutthi)
e. kedamaian (santhi)
f. kebahagiaan (sukha)

Manfaat Amisa Puja ::

* Saddha : Keyakinan dan bakti akan tumbuh berkembang
* Brahmavihara : Empat kediaman atau keadaan batin yang luhur akan berkembang yaitu : Metta (Cinta kasih yg universal), Karuna (Belas kasihan), mudita (simpati atas kebahagiaan/kelebihan makhluk lain), Upekha ( seimbang dalam suka/duka)
* Samvara : Indera akan terkendali
* Santutthi : Puas
* Santi : Damai
* Sukha : Bahagia

Perbedaan antara doa menurut agama Buddha dengan doa menurut pandangan umum ::

Doa menurut agama Buddha diartikan sebagai tindakan penghormatan, perlindungan.. Sedangkan Doa menurut pandangan umum diartikan sebagai tindakan meminta atau memohon..

Mendeskripsikan sejarah & petunjuk tentang puja ..

Sejarah Puja pada Zaman Sang Buddha ::

Puja pada zaman Sang Buddha memiliki arti yang berbeda, yaitu menghormat. Pada masa Buddha terdapat suatu kebiasaan yang dilakukan oleh para bhikkhu yang disebut vattha. Vattha artinya merawat guru Buddha yaitu dengan membersihkan ruangan, mengisi air dan lain-lain. Setelah selesai melaksanakan kewajiban itu, mereka semua (para bhikkhu) dan umat duduk, untuk mendengarkan khotbah dari Buddha. Setelah selesai mendengarkan khotbah, para bhikkhu mengingatnya atau menghafal agar kemanapun mereka pergi, ajaran Buddha dapat diingat dan dilaksanakannya.

Pada hari bulan gelap dan terang (purnama) para bhikkhu berkumpul untuk mendengarkan peraturan-peraturan atau patimokkha yang harus dilatih. Patimokkha yang didengar oleh para bhikkhu adalah diucapkan oleh seorang bhikkhu yang telah menghafalnya. Sebelum atau sesudah pengucapan patimokkha bagi para bhikkhu, umat juga berkumpul untuk mendengarkan khotbah. Umat tidak hanya berkumpul dua kali, tetapi dipertengahan antara bulan gelap dan bulan terang, mereka juga berkumpul di vihara untuk mendengarkan khotbah. Namun, bila Buddha ada di vihara, umat datang untuk mendengarkan khotbah setiap hari.

Para umat biasanya juga melakukan puja (penghormatan) kepada Sang Buddha dengan mempersembahkan bunga, lilin, dupa, dan lain-lain. Namun, Sang Buddha sendiri berkata bahwa melaksanakan Dhamma yang telah Beliau ajarkan merupakan bentuk penghormatan yang paling tinggi. Oleh karena itu, Sang Buddha mencegah bentuk penghormatan yang berlebihan terhadap diri pribadi Beliau.

Sejarah Puja pada Zaman Pasca Buddha ::

Setelah Sang Buddha Parinibanna, umat tetap berkumpul, lalu untuk mengenang jasa-jasa dan teladan dari Sang Buddha atau merenungkan kebajikan-kebajikan Tiratana. Para bhikkhu dan umat berkumpul di vihara untuk menggantikan kebiasaan vattha. Sebagai pengganti khotbah Buddha, para bhikkhu mengulang kotbah-kotbah atau sutta. Selain itu, kebiasaan baik lain yang dilakukan oleh para bhikkhu dan samanera, yaitu setiap pagi dan sore (malam) mereka mengucapkan paritta yang telah mereka hafal. Kebiasaan para bhikkhu tersebut pada saat ini dikenal dengan sebutan kebaktian.

Kebaktian yang merupakan perbuatan baik yang patut dilestarikan adalah salah satu cara melaksanakan puja. Selain itu, sama dengan zaman Sang Buddha, para bhikkhu ataupun umat juga melaksanakan Dhamma ajaran Sang Buddha sebagai penghormatan tertinggi.

Sejarah Amisa Puja ::

Amisa puja dilaksanakan bermula dari bhikkhu Ananda. Beliau adalah murid setia Sang Buddha, setiap hari mengatur tempat tidur, membersihkan tempat tinggal, membakar dupa, menata bunga dll, mengatur pergiliran umat untuk menemui atau menyampaikan dana makanan kpd Buddha.
Setelah Buddha parinibbana, para arahat tidak terguncang batinnya, tetpai bhikkhu Ananda yang belum mencapai arahat, masih merasakan sedih dan berduka, karena selama bertahun-tahun ia berada didekat buddha, untuk merawat dan melayani. kebiasaan menyiapkan cendana, bunga-bungaan dall yang dilakukan oleh bhikkhu ananda kpd buddha inilah yang menjadi kebiasaan umat buddha melaksanakan amisa puja sampai sekarang. umat buddha melaksanakan amisa puja pada altar, relik orang suci, termasuk kpd para bhikkhu dengan memberikan dupa, bunga, lilin, dll.

Mengidentifikasi Praktik Puja Terkait dengan Budaya..

Perbedaan puja dan budaya ::

Puja adalah penghormatan sebagai sarana pengembangan batin yang lebih berkualitas.
sedangkan Budaya adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Menjelaskan Praktik Puja dalam Hari-hari Raya Agama Buddha..

* Hari Raya Waisak
Hari suci waisak adalah hari suci atau hari raya utama bagi umat Buddha. Hari Raya Waisak telah menjadi hari libur Nasional sejak tahun 1983, sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 1983, tanggal 19 Januari 1983.
Hari Suci Waisak memperingati 3 peristiwa penting:
1. Hari lahirnya P.Sidharta pada tahun 623 SM di Taman Lumbini.
2. Tercapainya penerangan sempurna oleh pertapa Gotama dan menjadi Buddha pada tahun 588 SM, di hutan Gaya (Bodh Gaya) rimba Uruvela.
3. Buddha mencapai parinibbana (wafat) pada tahun 543 SM di Kusinara.
Karena memperingati 3 peristiwa penting dalam kehidupan Buddha, maka hari suci Waisak disebut juga “Tri Suci Waisak” dan sering disebut juga sebagai “Hari Buddha”. Hari raya Waisak ini biasanya jatuh pada bulan Mei atau Juni.

* Hari Raya Asadha
Beberapa alasan memperingati Hari Asadha :
1. Buddha membabarkan khotbah yang pertama kali dengna nama “Dhamma-cakkappavatana Sutta” (Khotbah Pemutaran Roda Dhamma)
2. Munculnya Sangha pertama kali di dunia. Sangha merupakan salah satu faktor dari Tisarana(Buddha,Dhamma,Sangha)
Hari Raya Asadha biasanya jatuh pada bulan purnama sidhi di bulan asadha (juli-agustus) dua bulan setelah Waisak.

* Hari Raya Khatina
Hari Raya Khatina dirayakan tiga bulan setelah hari Asadha. Perayaan ini diselenggarakan umat Buddha sebagai ungkapan perasaan terima kasih atas perbuatan baik yang telah dilakukan oleh para bhikkhu. Karena ketika bhikkhu melaksanakan vassa di vihara selama 3 bulan, mereka mengajar,menuntun dan membina umat agar mendalami,menghayati dan mengamalkan dhamma. Ungkapan terima kasih itu dinyatakan dengan mempersembahkan 4 kebutuhan pokok p[ara bhikkhu :
a. makanan (bhatta)
b. Jubah (civara)
c. Obat-obatan (bhesajja)
d. Tempat tinggal (kuti)
Dan pada saat penyelenggaraan upacara jubah khatina, di suatu vihara atau cetiya harus memiliki syarat-syarat tertentu :
1. jumlah bhikkhu pada tempat bervassa tersebut sedikitnya 5 orang
2. bhikkhu pada vihara tersebut harus membuat suatu dewan khusus.
3. upacara khatina hanya boleh diadakan pada waktunya, Mahayana hari 16 bulan ke 7 sampai hari ke 16 bulan ke 8. Theravada hari ke 16 bulan ke 11 sampai hari ke 16 bulan ke 12.
4. suatu vihara hanya boleh mengadakan Khatina Puja satu kali setahun.
# Hari Khatina disebut juga Hari Sangha.

* Hari Raya Magha Puja
Hari Magha Puja biasanya jatuh pada purnama sidhi di bulan magha (februari-maret). Pada hari ini memperingati 2 kejadian penting dalam masa hidup Buddha,yaitu:
1. berkumpulnya 1250 orang arahat di vihara veluvana, rajagaha.
kejadian ini memiliki keistimewaan yang disebut “Caturangga-Sanipata” sbb:
a. 1250 bhikkhu semuanya arahat.
b. semuanya ditahbiskan langsung oleh Buddha dengan klimat “Ehi Bhikkhu”.
c. semuanya datang tanpa persetujuan terlebih dahulu.
d. Buddha mengajarkan prinsip-prinsip ajaran-Nya yang disebut ” Ovada Patimokkha”.
2. Buddha memberikan khotbah “Iddhipada Dhamma” kepada para siswanya. Kejadian ini terjadi sewaktu Buddha berada di Cetiya Capala di dekat kota Vesali. Setelah beliau memberikan khotbahnya, beliau berdian diri sejenka dan membuat keputusan untuk wafat 3 bulan kemudian.

sumber: GIRIBALA.CO.CC

Mendeskripsikan sila sebagai bagian dari Jalan Mulia Berunsur Delapan

Pengertian sila ::
Sila mempunyai banyak arti. Pertama, berarti ‘ norma(kaidah), peraturan hidup, perintah’. Kedua, kata itu menyatakan pula keadaan batin terhadap peraturan hidup, hingga dapat berarti juga ‘ sikap, keadaan, perilaku, sopan-santun’ dan sebagainya.

Dasar-dasar pelaksanaan sila::
1.Sati dan sampajanna
-Sati=cetusan keadaan batin.
-Sampajanna=muncul kesadaran ketika sedang melakukan kegiatan.
2.Hiri dan ottapa
-Hiri=perasaan malu, sikap batin yang merasa malu bila melakukan kesalahan/kejahatan.
-Ottapa= enggan berbuat salah/jahat.

Jalan Mulia Berunsur Delapan::

1.Pandangan benar
2.Pikiran Benar
3.Ucapan Benar
4.Perbuatan Benar
5.Penghidupan Benar
6.Usaha Benar
7.Kesadaran Benar
8.Samadhi Benar

Ucapan benar :: menjauhkan diri dari berbohong, dari menyebarkan cerita,
dari kata-kata kasar, dan dari pembicaraan yang sia-sia.

Perbuatan Benar adalah menghindari::

* Membunuh
* Mengambil yang tidak diberikan
* Melakukan perbuatan asusila

Pengertian mata pencaharian benar::

Mata pencaharian atau pekerjaan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena tanpa pekerjaan kita akan mengalami kesulitan dalam hidup kita. Kita memiliki akal dan kebijaksanaan, dengan kebijaksanaan kita dapat mengembangkan kemampuan, memperbaiki, membuat sesuatu atau memilih pekerjaan yang kita inginkan. Memilih pekerjaan yang akan kkita kerjakan adalah penting sekali sebab bila kita salah memilih perkerjaan, kita akan merasa selalu tidak puas dan menderita.

sumber: GIRIBALA.CO.CC

Merumuskan manfaat Sila dan Vinaya sebagai sumber nilai dalam agama Buddha

Definisi sila
- sila dalam pengertian sempit : MORAL, hanya mencakup perbuatan lahiriah berupa ucapan dan perbuatan jasmani.
- sila dalam pengertian luas : ETIKA, termasuk didalamnya perbuatan melalui pikiran atau kehendak (cettana).

Definisi Vinaya adalah landasan peraturan kumpulan monastik Buddhis, atau Sangha, berdasarkan naskah-naskah seperti Vinaya Pitaka.

Pengertian Sila adalah aturan yang melatarbelakangi prilaku seseorang atau perbuatan yang menurut adab. Sedangkan Vinaya adalah peraturan dari sila-sila yang tertulis dalam vinaya pitaka yang melandasi perbuatan atau perilaku seseorang.

-Bhikkhu Vibhanga – berisi 227 peraturan yang mencakup 8 jenis pelanggaran, di antaranya terdapat 4 pelanggaran yang menyebabkan dikeluarkannya seorang Bhikkhu dari Sangha dan tidak dapat menjadi Bhikkhu lagi seumur hidup. Keempat pelanggaran itu, adalah berhubungan kelamin, mencuri, membunuh atau menganjurkan orang lain bunuh diri, dan membanggakan diri secara tidak benar tentang tingkat-tingkat kesucian atau kekuatan-kekuatan batin luar biasa yang dicapai. Untuk ketujuh jenis pelanggaran yang lain ditetapkan hukuman dan pembersihan yang sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang bersangkutan.
-Bhikkhuni Vibhanga – berisi peraturan-peraturan yang serupa bagi para Bhikkhuni, hanya jumlahnya lebih banyak.

Manfaat melaksanakan sila ::
a. penyebab seseorang memiliki banyak harta kekayaan
b. nama dan kemasyurannya akan bertambah luas
c. menghadiri setiap pertemuan tanpa ketakutan atau keraguan
d. sewaktu akan meninggal hatinya tenang
e. penyebab terlahir dialam surga


sumber: GIRIBALA.CO.CC